![]() |
| Source : unspalsh.com/Sydney Sims |
Menjelang seperempat abad usia seseorang atau lebih kurang 25 tahun, semakin merasakan yang namanya krisis kehidupan atau yang biasa disebut Quarter Life Crisis. Menurut beberapa artikel menyebutkan bahwasanya krisis kehidupan usia seperempat abad itu benar-benar sangat mengganggu dan terkadang bisa menimbulkan stres.
Quarter life crisis
itu bisa mencakup ketidakpuasan diri terhadap apa yang sudah didapat,
menganggap orang lain seusianya lebih sukses, beranggapan bahwa mereka lebih
bahagia dan lebih ringan beban hidupnya. Selain itu bisa juga perasaan diri
yang merasa bahwa hidup ini tidak adil baginya, merasa menyesal terhadap usaha
yang kurang maksimal di masa usia 20an awal untuk mencapai cita-cita.
Perasaan kurang bisa membahagiakan orang tua, penghasilan dari pekerjaan yang kurang memadai, belum memiliki pasangan ataupun bingung belum ada rencana melangsungkan pernikahan.
Perasaan kurang bisa membahagiakan orang tua, penghasilan dari pekerjaan yang kurang memadai, belum memiliki pasangan ataupun bingung belum ada rencana melangsungkan pernikahan.
Pada masa usia 25
bisa dikatakan sebagai masa transisi kehidupan seseorang menuju dewasa awal. Memiliki
pola hidup yang mulai serius, masa-masa penuh dengan perjuangan untuk memiliki
kehidupan yang baik kedepannya, masa dimana kita dituntut untuk bisa mandiri
sepenuhnya. Oleh karena itu, bagi sebagian orang yang tidak siap dengan fase
ini sering mengalami yang namanya Quarter Life Crisis.
Maka dari itu
dibutuhkan beberapa penanganan khusus bagi sebagian orang yang mengalami fase
ini. Dukungan dari orang-orang terdekat adalah penting, namun kepercayaan diri
dan keyakinan dari dalam diri adalah jauh lebih penting daripada itu. Bersyukur
adalah kunci dari kehidupan, namun tak ayal bersyukur terasa sangat sulit
dilakukan ketika kita benar-benar merasa sedang ada dibawah.
Teruslah berusaha dan
jangan lupa untuk berdo’a. Selalu ingat bahwasanya masih banyak orang yang
memiliki kehidupan yang lebih sulit daripada kita. Saat membaca tulisan ini secara
tidak sadar berarti kamu sudah lebih beruntung karena bisa memiliki waktu luang
dan uang lebih untuk membeli kuota internet, dibanding mereka diluar sana yang
tak tahu apa yang harus dimakan saat jam makan berikutnya tiba karena tidak
memiliki uang.
Yaa memang benar kita
tidak akan pernah maju kalau terus menerus melihat kebawah. Namun, ketika kita
merasa sulit untuk merangkak ke atas dan merasa lelah janganlah sungkan untuk
melihat kebawah. Hidup tidak akan memberikanmu masa-masa yang sulit, jikalau
kita mengerti bagaimana membuat kehidupan itu sendiri lebih bermakna. Cheer up..
!!



0 komentar:
Posting Komentar