19/09/16

Menikah di Usia 25 Tahun, Haruskah??

Ada apa dengan angka “25”?? Umur yang sudah mencapai seperempat abad, bagi sebagian wanita merupakan angka yang dianggap pas dan ideal untuk menikah. Disini gw coba bahas dari sudat pandang seorang wanita, kalau pria gw sama sekali gak tau yaa.

Umur 25 direpresentasikan sebagai sebuah ukuran kematangan mental atau emosional untuk memasuki kehidupan baru. Yap,, kehidupan berumah tangga bersama pasangan yang dicintai. Kalau dilihat-lihat memang bagus juga angkanya, jadi perkiraan memiliki anak juga bisa atur sedemikian rupa.

Target 25 tahun ketika menikah merupakan dambaan sebagian besar wanita yang pernah gw tanya langsung dan baca dari beberapa sumber. Namun tak menutup kemungkinan juga jika ada sebagian dari mereka yang memilih menikah before or after 25. Pada saat umur seorang wanita mencapai 25 tahun, menurut beberapa pandangan adalah mereka sudah memiliki “kemapanan”. Kemapanan dalam hal edukasi maupun finansial.

Source : papasemar.com


Setidaknya di umur 25 tahun, seorang wanita yang menuntut pendidikan sudah tentu telah mendapatkan kesarjanaannya dan kemungkinan sudah bekerja pula. Selain itu juga, umur 25 tahun dimungkinkan juga bagi seorang wanita yang melanjutkan lagi pendidikannya sudah bisa meraih gelar pascasarjananya. Jadi umur 25 merupakan representasi yang bagus bagi seorang wanita untuk menikah.

Kebanyakan berasumsi jika menikah umur 25 dan syukur-syukur mereka langsung punya anak pertama. Jadi bisa memberi jarak untuk anak kedua mereka dengan jarak 5 tahun. Sehingga di umur 30 tahun sudah punya anak kedua. Yaah,, begitulah manusia yang bisa merencanakan segala sesuatu seindah-indahnya. Tapi tetaplah Tuhan yang menentukan bagaimana akhirnya.

Menulis artikel singkat ini berawal dari kegelisahan gw sendiri. Kenapa?? 

Ya karena tahun depan gw sudah hidup seperempat abad :D :D

Gak pengen nikah?? Ya sudah jelas jawabannya pasti mau lah.. haha

Namun jujur saja sepertinya langkah menuju ke jenjang tersebut masih berat. Sebagai seorang wanita gw merasa belum siap mental sepenuhnya. Mungkin memang sebenarnya gw lebih kepada takut untuk memulai. Salah gak sih kalau punya pemikiran seperti itu??

Sebagian besar teman-teman dekat gw pada mengaku galau di umur tersebut belum menikah. Kebanyakan status di media sosial pada galau, belum lagi mereka tidak punya pasangan dan sebagainya. Saking hopeless-nya sampai pada minta dicarikan teman yang bisa dijodohkan. Memang sih jodoh bisa datang darimana saja, jalan dan waktunya Tuhan yang sudah tentukan. Sebagai manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin bagaimanapun tidak boleh menyerah hingga tiba waktunya. Haha..

Di sebagian kisah yang lain juga ada yang sudah pacaran bertahun-tahun sampai udah ngalahin episodenya tukang bubur, tapi mereka gak berujung ke pernikahan. Namun di lain pihak adapula yang hanya baru kenal beberapa bulan, tetapi sudah yakin untuk meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Semuanya balik lagi pada ketetapan Tuhan bisa jadi sesuai rencana ataupun tidak.

Pernikahan itu adalah perjalanan hidup yang diharapkan setiap orang adalah tidak singkat. Inginnya pernikahan itu berlangsung panjang hingga maut memisahkan. Namun apa jadinya jika dipaksakan seseorang itu harus benar-benar menikah di umur 25 atau umur berapapun itu. Segala sesuatu yang dipaksakan pastilah tidak akan baik hasilnya. Mungkin saja di tengah pernikahan akan sering terjadi ketidakcocokan atau ketidaksiapan dari salah satu pihak. Jika hanya satu dua kali ya pastilah wajar, namun jika terjadi berlarut-larut akan seperti apa jadinya??

Jadi untuk apa mengikuti apa yang menjadi kebanyakan “standar” seseorang terhadap usia pernikahan. Kita lah yang tahu tentang diri kita sendiri, dan kita yang akan menjalani dikemudian hari. Keyakinan didalam diri pribadi adalah faktor penting dalam mengambil suatu keputusan apapun didalam hidup.

Kesimpulannya, sepertinya lebih baik untuk menjalani saja hidup ini dengan penuh rasa optimis dan berpikiran positif atas segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup. Opini dan masukan dari orang ambil baiknya saja untuk menambah motivasi hidup. Omongan yang jelek-jeleknya dari orang ya anggap angin lalu saja. Toh yang menjalani hidup ini kan kita sendiri, kita yang tau bagaimana rasanya, jadi kenapa harus perduli dengan apa maunya mereka.

Keep spirit menyongsong hari esok yang lebih baik lagi fellas..

0 komentar:

Posting Komentar

 
;